Kasih Untuk Semua

KASIH UNTUK SEMUA.
Sebuah KERINDUAN; bahwa kasih itu tak mampu dibatasi tembok-tembok perbedaan. Kasih kami untuk semua.

Jumat, 25 Februari 2011

Pesing ??? Nggak jadi masalah !!

………... “Uuambune reeeeek …….. pesing banget !!!”
………... “Iki ki gereja opo kandang wedhus to ?”
…………. “Gereja dodolan wedhus po ?”
Beberapa guyonan Jemaat terlontar ketika datang ke gereja Minggu pagi, 20 Februari 2011 kemarin lusa. Terlihat rona bersinar beberapa jemaat ketika melihat sekumpulan kambing di halaman belakang gereja. Ada pula yang terlihat keheran-heranan menyaksikan itu semua. Anak-anak Sekolah Minggu terlihat riang mendekati hewan-hewan itu. Sesekali ada yang memegang ekor ataupun badan kambing-kambing itu. Pagi itu di belakang Gereja memang terkumpul tigabelas ekor kambing, hasil “perburuan” posko kerinduan di beberapa tempat tempo hari, yang akan dikirimkan ke penduduk dusun Jamblangan, Srumbung Kabupaten-Magelang untuk dikembang-biakkan. (Sumber dana pengadaan kambing-kambing itu dari Negeri Jerman, melalui Pdt. Dr. Jozef MN Hehanussa, M.Th. dan Pdt. Dr. Murtini Hehanussa.)

Gereja yang selama ini hanya terdengar suara alunan lagu dan diskusi dari jemaat, pagi itu bertambah meriah dengan adanya “paduan suara” (yang entah dengan nada dasar dan notasi apa, kami sendiri juga bingung untuk mencari jawabnya) …. Embeeek …….. embeeeeeek …… kadang juga ada suara yang ‘blero’ (fals) dan ada juga yang mengeluarkan suara fibrasi. Hehehe … Kambingpun ketika bersuara bisa fibrasi juga ternyata.

Lega rasanya, ketika pergumulan, perjuangan, dan jerih-payah yang kami lakukan selama lebih dari dua minggu sejak kesepakatan terakhir kami dengan penduduk Jamblangan untuk bekerjasama dalam rangka pemulihan perekonomian disana bisa terwujud. Yang semula masih berupa angan dan impian, hari itu kami berhasil mengusir jauh-jauh impian dan angan, menggantikannya dengan mewujudnyatakan impian  bersama ini.

Selesai mempersiapkan segala sesuatunya, sekitar pkl. 10.30, kamipun segera menuju Jamblangan, didampingi pendeta jemaat kami : Pdt. Dr. Murtini Hehanussa, serta Pdt. Dr. Jozef MN Hehanussa, M.Th. (suami pdt. Murtini Hehanussa), dan Pdt. Wisnu Tri Handayani, S.Si. (tamu gereja dari GKJ Tanjung Priok Jakarta).

Sama seperti yang kami rasakan saat itu, penduduk Jamblangan-pun menyambut gembira “warga baru” mereka yang saling berdesakan di bak mobil terbuka. Tua-muda sampai anak-anak berseliweran kesana-kemari mengamati dan mengelus-elus kambing-kambing yang masih berada di bak mobil itu.

Sulit untuk menggambarkan seberapa gembiranya penduduk Jamblangan, yang dalam waktu dekat segera menerima “momongan” baru selain yang sudah nampak di depan mata mereka itu. Ada beberapa kambing dalam kondisi bunting, yang akan segera “menghasilkan” momongan baru lagi. Kambing yang mereka pelihara akan segera beranak-pinak. Satu lagi karya besar Tuhan telah menuntun seluruh rencana dan perjalanan panjang kami ini.

Ketika apa yang kami lakukan dapat menjadikan orang lain bahagia, rasanya enggan bagi kami untuk tidak terlarut dengan suka-cita yang mereka rasa dan ingin berlama-lama berada diantara mereka. Rasa haru dan bahagia menggelayut di hati kami, melihat itu semua. Namun mengingat jadwal kami yang padat pada hari itu, kami putuskan untuk segera meninggalkan Jamblangan, meninggalkan suka-cita mereka, masih ada saudara-saudara kita korban bencana Merapi di lain tempat yang harus kami sambangi. 

Dari Jamblangan rombongan kami pecah dua, satu rombongan menuju Kaliurang untuk menyerahkan sepasang kambing dan satu rombongan lagi menuju Kalitengah Lor, Cangkringan. Dan lagi-lagi kami masih menerima keluhan penduduk Kalitengah Lor.

“Mbok yen pareng, diparingi gedhek (anyaman bambu) kersane saged kulo angge damel griyo mas …” (kalau boleh, kami minta anyaman bambu untuk membangun rumah kami) ucap mas Tentrem menyela pembicaraan kami waktu itu. Salah satu kebutuhan mereka terucap, dan ini menjadi perhatian kami. Selagi kami masih mampu tentu saja akan kami usahakan. Kalau mereka bisa hidup paling tidak mendekati layak, tentu saja akan menjadi kebahagiaan kami juga.

“Nggih mas Tentrem, kami usahakan segera” jawab kami. Satu kebutuhan telah tercatat lagi dan kami percaya akan terujud sama seperti ketika kami bisa mewujudkan impian penduduk Jamblangan, karena segala sesuatu yang kami lakukan hanya kami percayakan dan berserah dalam campur tangan Tuhan saja, tidak kepada siapapun kecuali DIA !!. “Karena itu saudara-saudara kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pelayanan Tuhan ! Sebab kamu tahu bahwa di dalam persekutuan dengan Tuhan, jerih payahmu tidak sia-sia” (I Korintus 15 : 58)
 
Tuhan, akan kami ingat selalu Firman-Mu itu. Jadikan kami sebagai orang yang teguh, tidak mudah goyah dan giat dalam pelayananMu agar hidup kami tidak sia-sia. (sts/doc.poskeri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar