Kasih Untuk Semua

KASIH UNTUK SEMUA.
Sebuah KERINDUAN; bahwa kasih itu tak mampu dibatasi tembok-tembok perbedaan. Kasih kami untuk semua.

Minggu, 23 Januari 2011

Kami Tidak Kuatir …. !!


Kami hanya bisa berdiri di tanggul sisi barat sungai Gendol, sebrang dusun Gadingan Cangkringan sambil melihat ganasnya banjir lahar dingin ketika dua hari lalu kami berangkat memenuhi undangan masyarakat dusun Gadingan untuk mengikuti syukuran. Kami tidak bisa nyebrang, kedatangan kami kalah cepat dengan datangnya banjir lahar dingin. Sepuluh menit lalu lahar dingin datang lebih dahulu daripada kami.
 
Handphone kami bergetar, pertanda ada panggilan masuk. Ringtone tidak terdengar, kalah dengan suara gemuruhnya banjir lahar dingin yang menerjang. Mengerikan, batu gunung sebesar meja bergelindingan terbawa arus air bercampur dengan gelondongan batang pohon dan pasir. Sepanjang aliran sungai mengeluarkan asap putih tebal putih membumbung dari dasar sungai. Aroma belerang menyengat di hidung. Dusun Gadingan disebrang Gendol yang hanya berjarak limapuluh meterpun tidak nampak karena asap itu. Padahal ketika kondisi cuaca cerah, Gendol nampak bersahabat, tidak banyak asap yang muncul seperti pada awal-awal Erupsi terjadi. Agaknya sisa-sisa erupsi dilapis bawah masih panas, sehingga ketika terkena air akan mengeluarkan asap. 

“Dimana mas ?” sayup-sayup terdengar suara di telfon.
“Wis tekan Gendol, gak iso nyebrang neng Gadingan, Gendol banjir ..… Kosik-kosik, iki sopo yo ?” sahutku setengah teriak untuk mengalahkan gemuruhnya suara banjir lahar dingin.
“Niki pak Mardi Gadingan” sayup-sayup terdengar jawaban dari sebrang sana.
“Oh, nyuwun pangapunten pak Mardi, kami tidak bisa menghadiri syukuran masyarakat Gadingan, terlanjur besar banjirnya dan nggak bisa nyebrang ke Gadingan” sahutku. Dalam perjalanan dari Posko sejak dari jalan Kaliurang memang hujan turun dengan derasnya, jarak pandangpun terbatas, tetapi kami bertekad untuk menghadiri undangan itu sehingga dengan berbasah-basah meskipun memakai mantol hujan, kami tetap meluncur ke Gadingan. Lumayan, lebih dari 25 KM jaraknya dari Posko.

 “Sampeyan mandhap sampai perikanan, terus belok kiri sampai tanggul lagi; sebelum tanggul ambil kanan mentok lewat candi, kemudian belok kiri lagi nyebrang dari sana saja. Kalau sudah nyebrang, mentok saja sampai SD negeri Ngancar, terus belok kiri lurus saja ke utara. Pokoknya tetap kami tunggu” sahut pak Mardi. Semangat kami yang mulai nglokro ketika dihadang banjir jadi berkobar lagi mendengar permintaan itu. Bagaimanapun kami harus menyebrang Gendol dari sisi bawah.
Kamipun menuruti arahan pak Mardi. Sesampai disana, kami dapati Posko Gadingan sepi, pintupun terkunci. “Pak Mardi, kami sudah sampai di depan Posko tapi kok sepi ?” tanyaku melalui telfon.

“Ooo … Sampeyan balik saja ke timur, saya tunggu di pinggir jalan” jawab pak Mardi. Dan kamipun putar arah, tidak jauh dari Posko Gadingan, sekitar tujuhpuluhlima meter sampailah kami di lokasi syukuran. Kami datang terlambat, masyarakat sudah banyak yang pulang karena kuatir mendengar gemuruh banjir Gendol beberapa waktu lalu. Disana masih kami temui banyak relawan dari posko lain. 

Sungguh terharu rasanya bisa ketemu “teman seperjuangan” yang semula tidak saling kenal kemudian berbaur, bekerjasama dan dipersatukan oleh semangat kemanusiaan. Ya, sungguh kami bersyukur atas inisiatif masyarakat setempat yang mengundang para relawan dari berbagai posko yang selama ini membantu mereka untuk berkumpul bersama, karena disana kami temukan makna hidup lain. Kami sempat ngobrol dengan posko-posko lain tentang rencana penanganan lebih lanjut. 

“Pasir dan lokasi sudah kami siapkan mas, semen juga sudah ada sepuluh zak. Tenaga tinggal menunggu dhawuh teman-teman Posko Kerinduan saja kapan kami harus memulai pembuatan batakonya” kata pak Mardi merendah.
“Kami sudah memesan cetakan batako yang bagus di Ceper Klaten pak, dijanjikan minggu depan baru selesai. Survey kami, ketebalan besi cetakannya lebih bagus buatan Ceper, awet, tidak mudah melengkung. Begitu selesai pesanan kami itu akan langsung kami antarkan kesini, termasuk juga semen-nya” jawab kami. 

Ya, kami menjanjikan untuk membantu memulihkan perekonomian dan semangat hidup mereka dengan jalan menghidupkan kembali seluruh potensi yang ada disana, baik dari sisi material maupun semangat manusianya. Karena kami yakini bahwa apa yang kami lakukan semata karena campur tangan Tuhan, maka kami lakukan apapun yang bisa kami lakukan. Pasti Tuhan akan sertai seluruh langkah kami, termasuk ketika kami turun membantu masyarakat Gadingan, yang notabene mayoritas berlainan iman. Dan tangan Tuhan bekerja dan menyertai kami sejak awal. Terimakasih Tuhan ……… PenyertaanMu dalam seluruh langkah kami kami yakini pasti berguna bagi keluasan kerajaanMu. Kami tidak pernah kuatir ketika bersamaMu. (sts/doc.poskeri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar