Kasih Untuk Semua

KASIH UNTUK SEMUA.
Sebuah KERINDUAN; bahwa kasih itu tak mampu dibatasi tembok-tembok perbedaan. Kasih kami untuk semua.

Rabu, 19 Januari 2011

Lihat & Selami Harapan Mereka


“Dulu banyak yang bekerja sebagai petani dan penambang pasir, tapi sekarang kami masih belum sampai hati untuk bekerja lagi. Mas bisa lihat lahan pertanian kami sudah rusak kayak gitu, sementara kami belum bisa menambang pasir lagi. Setiap kali mendekati Gendol (sebutan singkat untuk kali Gendol) saja masih terbayang kejadian waktu itu, dimana 34 orang warga dusun kami, yang selama itu sudah seperti saudara, berkomunikasi setiap hari, bekerja bareng, ronda bareng, pengajian bareng, suka atau sedih kami rasakan bareng, harus terenggut nyawanya oleh awan panas Merapi.” Kata pak Dukuh Gadingan, Cangkringan Sleman ketika hari Minggu kemarin kami berkunjung untuk kesekian kalinya. Nada bicaranya masih lemah, kurang greget,  kurang semangat. Disamping masih merasakan berbagai perasaan yang berkecamuk, agaknya beliau (yang mewakili perasaan seluruh warganya) juga bertambah capai karena harus menerima kunjungan tamu-tamu penting negara untuk ‘melihat-lihat’ kondisi. Itu saja masih ditambah ramainya para wisatawan domestik dari berbagai kota yang dengan santainya ‘menikmati’ kondisi alam yang ‘menakjubkan’ dengan menggelar tikar dan membuka bekal makan-minum mereka, sementara penduduk setempat yang mencoba mengais hidup dengan membuka warung sederhana hanya bisa melihat lahapnya wisatawan menghabiskan bekal mereka. Sangat jarang yang membeli dagangan penduduk setempat.

“disini meninggal empat orang, masih satu keluarga …..disini sepasang mempelai yang baru sebulan menikah menjadi korban ……disini satu orang tukang bikin batako meninggal, kalah cepat dengan hembusan awan panas ……disini ada tiga mobil terparkir yang hangus dan bergeser lebih dari sepuluh meter dari tempat parkir semula …….disini ada enam orang meninggal ketika baru keluar rumah …..” jelas pak Dukuh ditengah-tengah puing-puing bangunan yang hancur ketika mengantar kami survey lokasi yang akan kami usahakan untuk dibangun kembali dan bisa dihuni dengan lebih aman bagi mereka.

“Sudah ……. Mereka sudah sekolah lagi” jawab pak Dukuh menjawab pertanyaan kami mengenai warga yang berstatus pelajar. Memang mereka sudah mulai sekolah lagi, tapi untuk mencukupi biaya sekolah darimana orangtuanya bisa membayar ?? Untuk memperoleh ilmu di sekolah tidak cukup hanya dengan membayar SPP, masih banyak sumber ilmu yang harus diserap dari luar sekolah. Bagaimana mungkin ilmu generasi penerus disana menjadi berkembang baik ? Ya, kami diskusikan juga mengenai kelanjutan studi bagi para korban bencana Merapi setelah kami temukan link sebuah yayasan yang mengajak kami bekerjasama guna mendukung beasiswa anak di lingkaran lereng Merapi.

Banyak hal yang kami diskusikan dengan mereka. Beruntung bahwa mereka juga mempunyai Pokja yang siap bekerjasama dengan kami guna membangkitkan roda perekonomian mereka. Satu perkara sudah tersusun rapi. Bantuan dan dukungan dari donatur melalui Posko Kerinduan akan diujudkan dalam bentuk bantuan modal peralatan dan kebutuhan lain selain pasir dan kerikil untuk pembuatan batako, conblock dan lain-lain. Pasar sudah kami hubungi dan siap juga membantu menampung hasil produk mereka. Puji Tuhan.

Kami harus segera pamit setelah hampir empat jam diskusi ngalor-ngidul, sebelum pak Jusuf Kalla menyambangi mereka jam dua kemarin siang. Hallo pak JK ………. Maaf, kami langsung terobos ke lokasi tanpa koordinasi dengan pemerintah. Maaf pula kalau kami beranggapan bahwa pemerintah terlalu bertele-tele untuk menyalurkan bantuan dari antero negara yang begitu diharapkan para korban dimanapun lokasinya.

Erupsi Merapi memang sudah beberapa bulan berlalu, namun potensi turunnya lahar dingin dari puncak Merapi masih sangat besar. Artinya, belum cukup bagi kita untuk meletakkan tangan dan hati. Mereka masih menderita. Adakah yang masih berkeinginan membantu mereka ?? Mari kerja bareng dengan kami dan mereka agar mereka bisa menemukan hidup dan kehidupannya kembali …………….. (sts/doc.poskeri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar